Senin, 14 Maret 2011

Bambu Gila in Morella Village

This a Bambu Gila performance, was taken in September 17th 2010, located in Morella village, the up-northern part of Ambon Island. It is traditionally presented along with other performances on the 7th days after Eid Day, e.g. Pukul Sapu, etc.
Bambu Gila is literally translated as Crazy Bamboo. A very typically Malukan performance, also seen on Ambon but claimed to originate from Ternate. Here several people are holding a long piece of bamboo, which is then made to vehemently move around shaking itself after having some "magic" cast on it with some smoke. Supposedly it moves by itself, and so hard that it's difficult to hold, dragging the people around the arena with itself.
Melanie Wilson, an Australian TV presenter for an Indonesian travel show called Belajar Indonesia had a chance to try it.


Video by:  

Rabu, 09 Maret 2011

Khasiat Getah Jarak Untuk Mengobati Luka Akibat Pukulan Sapu Lidi


Pohon Jarak  sudah dikenal luas oleh masyarakat terutama di wilayah pedesaan sebagai tanaman pembatas pekarangan dan lahan perkebunan, sehingga orang menyebutnya dengan Jarak Pagar.
Tanaman berfamili Euphorbiaceae ini menyebar hampir di seluruh bagian dunia beriklim tropis dan dapat tumbuh di wilayah yang kurang subur serta kering sehingga dapat berperan dalam penghijauan lahan kritis.
Jarak Pagar (Jatropha curcas) atau yang bernama Cina Ma feng shu,  mempunyai banyak manfaat. Saalah satunya yang saat ini hangat dibicarakan adalah potensinya sebagai sumber energi nabati (biofuel). Biji tanaman ini dapat diolah menjadi minyak jarak yang diproyeksikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi atau  bahan bakar fosil yang kian menipis ketersediaannya.
Sebelum ramai dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan maupun bahan bakar nabati, secara tradisional jarak pagar sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit luar. Dinantaranya adalah Minyak dari bijinya serta daun yang telah dilumatkan digunakan untuk mengatasi gangguan pada kulit, bengkak, maupun terkilir. Dan getah dari ranting atau daunnya  berkhasiat menghentikan perdarahan akibat luka.
Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI) mengatakan jarak pagar juga mampu melancarkan darah (stagnant blood dispelling), menghilangkan bengkak (antiswelling), menghentikan perdarahan (hemostatik), serta menghilangkan gatal (antipruritik). Tanaman ini mengandung n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta, 7 alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-beta sitosterol, dan HCN.
Di Negeri Morella Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, getah daun jarak mempunyai peran khusus sebagai obat tradisional dalam acara adat Pukul Sapu Lidi. Acara yang digelar setiap 7 hari setelah lebaran ini di awali dengan pengumpulan peserta yang terdiri dari para pemuda dengan membawah sapu lidi dan pohon jarak di sebuah rumah adat (Rumah Tua Pesy),  untuk kemudian diarahkan ke arena pementasan di depan masjid Al-Muttaqien Morella. Acara ini merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu kala.
Para pemuda hanya memakai celana pendek dan ikat kepala sebagai pelindung telinga, mereka salin baku pukul dengan menggunakan sapu lidi hingga di setiap tubuh peserta  menjadi luka dan berdarah. Luka akibat pukulan ini sangat banyak, beberapa orang diantara mereka lukanya hampir memenuhi tubuh terutama bagian perut, dada dan punggung.
Usai pementasan mereka lalu berpelukan dan saling mengobati satu sama lain dengan meneteskan getah daun jarak ke luka-luka mereka.
Pengobatan ini dilakukan secara bersamaan, biasanya para penonton dan keluarga yang hadir saat itu turut ambil bagian dengan memetik ranting atau daun jarak yang telah disediakan kemudian mengolesinya ke bagian tubuh yang terluka.
Getah jarak pagar bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis Staphylococcus, Streptococcus, dan  Escherichia coli. Hal ini sangat baik bila digunakan untuk luka. Para peserta pukul sapu lidi mengaku dalam jangka 3-4 hari luka-luka mereka sudah dapat disembuhkan tanpa menggunakan obat-obat yang di beli dari toko. Mereka juga mengaku tidak merasa gatal saat mengolesi getah jarak ke tubuh mereka.
Demikian info ini disampaikan untuk kita semua, bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kahasiat Jarak Pagar silahkan kunjungi link-link dibawah ini:
 Semoga Bermanfaat.
 

Minggu, 06 Maret 2011

Apakah "Pataniti" Itu Syirik Atau Menyekutukan Allaah SWT?

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak pengetahuan yang bermunculan, banyak pemahaman-pemahaman baru yang muncul, dan banyak pula aliran-aliran baru dalam Islam yang dengan mudahnya mengkultus ini haram, ini bid'ah dan itu syirik dan sebagainya, oleh karena itu penulis terdorong untuk menjelaskan semua permasalahan ini di publik, khususnya untuk masyarakat Morella tercinta. Selain 2 topik sebelumnya sudah saya utarakan ada beberapa topik lagi yang akan saya paparkan di media ini yang dimana permasalahan tersebut yang sangat akrab dengan kita masyarakat Morella dan sudah tidak asing lagi, untuk itu marilah kita simak penjelasan dibawah ini.

PATANITI adalah memanggil nama seseorang leluhur kita untuk meminta pertolongan yang kedudukannya tinggi dimata masyarakat Morella dan tentunya berkedudukan tinggi diadapan ALLAAH SWT dari turun temurun hingga kini.

PATANITI jika di dalam bahasa arab adalah ISTIGHATSAH
ISTIGHATSA adalah Memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongan. Bagi sebagian kelompok muslimin hal ini langsung divonis syirik. Namun vonis mereka hanyalah karena kedangkalan pemahamannya terhadap Syariah Islam. Pada hakekatnya memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongan adalah hal yang dibolehkan selama ia seorang Muslim, Mukmin, Shalih, dan mempunya kedudukan disisi ALLAAH SWT, baik ia masih hidup atau telah wafat. Karena bila seseorang mengatakan ada perbedaan dalam kehidupan dan kematian atas manfaat dan mudharat, maka justru dirisaukan ia telah terjebak dalam kemusyrikan yang nyata, sebagaimana telah difirmankan ALLAAH SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 154 : Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya (Qur'an Al-baqarah ayat 154).
Sebab seluruh manfaat dan mudharat berasal dari ALLAAH SWT. Maka kehiduan dan kematian tak bisa membatasi manfaat dan mudharatkecuali dengan izin ALLAAH SWT. Ketika seseorang berkata bahwa orang mati tak bisa memberi manfaat, dan orang hidup bisa memberi manfaat, maka dikhawatirkan telah jatuh dalam kekufuran karena menganggap kehidupan adalah sumber manfaat dan kematian adalah mustahilnya manfaat, padahal manfaat dan mudharat berasal dari ALLAAH SWT. Kekuasaan ALLAAH SWT tidak bisa dibatasai dengan kehidupan atau kematian. Sama saja ketika seorang berkata bahwa hanya dokterlah yang bisa menyembuhkan penyakit dan tak mungkin kesembuhan datang dari selain dokter. Maka ia telah membatasi kodrat ALLAAH SWT untuk memberikan kesembuhan, yang bisa saja lewat dokter, juga tak mustahil lewat orang-orang kita yang biasa diistilahkan dengan kata "pa'meu" bahkan bisa sembuh dengan sendirinya semuanya atas izin ALLAAH SWT, sebagai contoh: orang yang kena pa'muwat atau santet bisakah disembuhkan dengan dokter? orang pasapela bisakah dengan dokter, yang kena Upas apakah dengan ilmu kedokteran langsung sembuh dengan cepatnya? dari zaman dulu orang kita melahirkan harus dengan dokter yang memakan biaya sampai puluhan juta? tentunya dengan Biang. dan lain-lain penyakitnya.

Terkadang kita tak menyadari bahwa kita lebih banyak mengambil manfaat dalam kehiduan ini dari mereka yang telah meninggal daripada pada yang masih hidup. Sungguh peradaban manusia, tuntunan ibadah, tuntunan kehidupan, modernisasi dan lain sebagainya, para pelopornya telah wafat. Kita masih terus mengambil manfaat dari mereka, baik muslim maupun yang non muslim, sepert teori Einstein dan teori-teori lainnya atau hal yang paling dekat jika tidak ada perjuangan yang gigih dari leluhur kita, saya rasa sampai saat ini kita bisa saja sudah bukan muslim atau sebagainya naa'udzubILLAAHI mindzaalik. Kita masih mengambil manfaat dari yang mati hingga kini, berupa ilmu, kekuatan, jabatan, atau perjuangan mereka. Cuma bedanya dengan para shalihin, para wali, dan muqarrabin kita mengambil manfaat dari iman, amal shalih, dan ketaatan mereka kepada ALLAAH.
Rasul SAW membolehkan istigatsah atau pataniti, sebagaimana sabda beliau SAW, "Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara dalam keadaan itu mereka beristigatsah (memanggil nama untuk minta tolong) kepada Adam, lalu kepada Musa, dan juga Isa. Kesemuanya tak mampuh berbuat apa-apa lalu mereka ber-istigatsah kepada Muhammad SAW," (shahih Bukhari hadits Ni.1405) Hadits serupa terdapat juga pada Shahih Muslim hadits No. 194, Shahih Bukhari No. 1362, 3182, 4435. Dan masih banyak lagi Hadits-hadits shahih yang menunujukkan ummat manusia ber-istigatsah pada para Nabi dan Rasul. Bahkan pada Adam, "Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusia...(hingga selesai ucapan itu). Adam berkata, "Diriku ... diriku..., pergilah pada selainku," Hingga akhirnya mereka beristigatsah memanggil-manggil Muhammad SAW, dan Nabi SAW sendiri yang menceritakan ini dalam hadits bukan dongeng. Hal ini menunjukkan bahwa beliau tak mengharamkan istigatsah.

Hadits sangat jelas merupakan rujukan bagi istigatsah. Rasul SAW menceritakan orang-orang ber-istigatsah kepada manusia, dan Rasul SAW tak mengatakan syirik. Namun istigatsah atau pataniti di hari kiamat hanya untuk Sayyidina Muhammad SAW.

Diriwayatkan bahwa seseorang dihadapan Ibnu Abbas RA keram kakinya, lalu Ibnu Abbas berkata "Sebut nama orang yang paling kau cintai!" Aorang itu berkata dengan suara keras, "Muhammad!" maka dalam sekejap sembuh keramnya (Diriwayatkan oleh Imam Tabrani dengan sanad Hasan. Juga diriwayatkan oleh Imam Nawawi dalam al-Adzkar). Dalam riwayat ini tidak dikatakan musyrik orang yang memanggil nama seseorang saat mendapatkan kesulitan, justru oleh Ibnu Abbas RA diajarkan hal ini, Ibnu Abbas RA adalah Keluarganya Nabi SAW.

Kita melihat kejadian tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu silam. Air laut setinggi 30 meter dengan kecepatan 300 km/jam, dan kekuatan ratusan juta ton, tak menyentuh masjid tua dan makam-makam shalihin. Bahkan mereka yang lari ke makam shalihin selamat, Inilah isyarat Ilahi bahwa demikianlah ALLAAH memuliakan tubuh yang taat pada-NYA, sehingga tubuh-tubuh tak bernyawa itu ALLAAH jadikan benteng untuk mereka yang hidup. Mereka dijadikan oleh ALLAAH sumber rahmat dan perlindunganNYA bagi yang lari dan berlindung di makam mereka.
Dari kejadian diatas, kita memahami bahwa mereka yang lari dan berlindung kepada hamba-hamba ALLAAH yang shalih selamat. Mereka yang lari di Masjid-masjid tua bekas tempat sujud orang-orang shalih selamat. Mereka yang lari dengan mobilnya tidak selamat. mereka yang lari mencari SAR tidak selamat Pertanyaannya adalah, mengapa ALLAAH jadikan makam sebagai perantara perlindunganNYA? Mengapa bukan orang yang masih hidup? Mengapa bukan gunung atau perumahan,misalnya? Jawabannya adalah bahwa ALLAAH mengajari penduduk bumi ini beristigatsah pada shalihin. WaLILLAAHItaufiq.

Kesimpulannya: Beristigatsah lah kepada para shalihin, tentunya leluhur kita Uka Guru Manaya Telu, Uka Latu Tapi, Uka Guru Manilet, Imam Tuni, dan Para Guru-guru, Kapahaha, Iyal Uli, Niggareta, Puttilessy, mereka semuanya adalah para Shalihin, Para Wali ALLAAH, jadi tidak syirik kan pataniti itu? jika hal ini syirik tentunya sudah dilarang oleh orang-orang tua kita sejak zaman dulu, bahkan Rasul SAW, para sahabat, para Tabi'in. Mereka orang-orang yang faham betul tentang Akidah 'Asy'ari atau Akidah Firqah atau Akidah Syari'atul Muthaharah, Akidah Ahlusunnah wal Jama'ah. Satu saran dari saya pribadi dan harus selalu diingat, Istigatsah/Pataniti dengan membaca Ta'awuuz, Basmalah dan ditambah dengan Shalawat, ini sangat mustajab. dan sebaik-baiknya istigatsah/pataniti adalah istigatsah/pataniti kepada Rasul SAW.

Wassalaam
Penulis: Al Faqiir Tuni Kapahaha



Sabtu, 05 Maret 2011

Apa itu Maaiiyat dan siapa Maaiiyat

Assalaamu'alaykum WarahmatULLAAHI Wabarakaatuh

BismILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Maaiiayaat????? Kata ini sering kita dengar di kalangan masyarakat kita khususnya Morella tercinta, sudah turun temurun sejak zaman kehidupan di kampung lama kita,, Kapahaha, Iyal Uli, NInggareta, Putilessy,,,, sampai sekarang,,, mungkin masih menjadi tanda TANYA besarrrrrr dikalangan masyarakat Morella, siapakah Maiiyyat itu?? dan Siapa Mereka??

Sebelum kita masuk ke pokok permasalahan, mari kita ulas kembali tentang kehidupan pertama nenek moyang kita di Ula Pokol, saya sendiri yang melakukan penelitian ini, saya sempat menanyakan langsung ke mahina sou tai lua, beliau masih keturunan asli dari Uka Latu Tapi, dari Sasole Salamony, beliau masih keluarga dekat dari pihak Ibu saya, kita sering mendengar selintingan kata bahwa Negeri Ula Pokol adalah Negeri yang pertama yang tumbuh dipermukaan bumi, hal ini yang masih membuat pertanyaan besar, Karena sesuai dengan Syariat Islam, dan dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits bahwa Bangunan yang pertama di muka bumi yang diciptakan ALLLAAH SWT adalah Ka'bah, Ka'bah sudah diciptakan ALLAAH SWT sebelum Nabi Adam AS di utus ke muka bumi, dan gunung yang pertama kali diciptakan oleh ALLAAH SWT adalah "Gunung Thur" atau sering dikenal dengan Bukit Thursina yang berada di Mekkah.

Mari kita simak percakapan saya dengan Mahina Soi Tailua tersebut, Beliau mulai menjabarkan ke saya asal muasal negeri Ula Pokol,,
Ummat Islam seluruh dunia pastilah tau bagaimana terjadi banjir bandang yang melanda dunia, terjadi pada zaman Nabi Nuh AS, setelah banjir bandang itu surut maka terlihat salah dati dataran yang pertama kali yang berbentuk gunung, saat itu juga salah satu penumpang dari kapal Nabi Nuh AS tersebut (laki-laki) bergegas bersama seekor ayam besar, (pada zaman dulu binatang-binatang bentuk tubuhnya besar-besar, bahkan sebelum manusia mengisi bumi sebelumya sudah ada kehidupan di muka bumi yaitu iblis, setelah itu binatang-binatang besar, dan kemudian fossil-fossil, setelah itu baru manusia, hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits), untuk terbang menuju dataran/pegunungan itu, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa semua pengikut Nabi Nuh AS yang naik ke kapal adalah orang-orang Shaleh dan orang-orang yang beriman, jelaslah bahwa mereka beragama Islam, namun agama Islam mereka adalah Islam pengikut Nabi Nuh AS atau disebut juga agama Hanif, dan sholatnya pun bukan 5 waktu seperti ummat Nabi Muhammad SAW, mereka mempunyai ritual tersendiri.
Laki-laki atau Orang Shaleh tersebut adalah Uka Latu Tapi, nama ini adalah nama bahasa Lani atau nama alias atau nama gelar saja, tentunya nama asli beliau secara nama Islam pasti ada, dan nama itu sempat saya tanyakan dan diberi tahu,namun saya belum bisa menulis nama Islam beliau di sini, mungkin lain waktu atau pwmbahasan berikutnya.
Uka Latu Tapi menikah dengan seorang putri dari riring, daerah seram dan putri itu adalan anak dari raja laut setempat, maka jelaslah sudah, Raja Laut itu yang disebut dengan bangsa Maaiiyat,
mereka menikah dan dikaruniai 7 anak laki-laki dan 1 perempuan: 1. Tulisa Menay 2. Tulisa Muling, 3. Tuharela Huwala 4. Nahuwaya Amay, 5. Latu Poisela, 6. Payong, 7. Maliyong, dan saudara perempuan mereka bernama Hatuwatini atau nama hakikatnya 'Amma Yashifuun, tentunya ke-7 putra beliau tadi ada nama hakikatnya juga atau nama Islam namun saya tidak sempat tanyakan. 'Amma Yashifuun dikala masih kecil jikalau menangis tidak mau berhenti jika tidak dihubur dengan sesuatu yang menarik, maka diciptakannlah sebuah tarian indah yang kita sering kenal di acara 7 syawal yaitu "tari reti" atau tari saliwangi, itulah asal mula tari tersebut. dari ke-7 putra dan 1 putri tsb hampir semuanya hidup di alam maaiiyat, hanya 1 putra beliau Uka Latu yang hidup di alam manusia yaitu "Tuharela Huwala" karena alamnya berbeda maka dipindahkanlah putranya ini ke negeri ke-2 yaitu 'Kapahaha" dan beranak pinak sampai keturunannya para Asel dan lain-lain, entah Tuharela Huwal ini menikah lagi dengan bangsa maaiiyat atau manusia, yang jelas beliau mempunyai keturunan manusia di kapahaha kala itu.


Berikut Firman ALLAAH SWT dalam Surat Hud ayat 38-44

Allah lantas memerintahkan Nuh untuk membuat kapal guna menyelamatkan diri dan kaumnya yang beriman dari banjir dahsyat, "Mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, 'Jika kalian mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek (kami). Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan ditimpa adzhab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa adzhab yang kekal. 'Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman. 'Ternyata orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit. Dan dia berkata, 'Naiklah kalian semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, 'Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. 'Dia (anaknya) menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah! '(Nuh) berkata, 'Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.' Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, 'Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah,' Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan, dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang zhalim," (QS. Hud [11]: 38-44).

Demikianlah, badai topan menimpa kaum Nuh yang ingkar, sombong, dan berbuat kerusakan di muka bumi. Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas Bukit Judi, di sebuah tempat yang dikenal dengan nama JaziraI Ibnu Umar. Saat ini, tempat tersebut merupakan bagian timur Turki (Gunung Arafat).
Penumpang kapal pun keluar dan menetap di sana untuk pertama kalinya setelah perpindahan baru ini, Prof. Mahmud Syakir mengungkapkan, "demikianlah terjadinya perpindahan tempat tinggal penduduk bumi untuk kedua kalinya dari selatan ar-Rafidin (Mesopotamia) ke berbagai daerah pegunungan di utara. Pertambahan penduduk pun terjadi untuk kedua kalinya di berbagai tempat". Dengan begitu, keturunan Nabi Nuh dari anak-anaknya yang telah ikut serta dalam kapal semakin bertambah.
Sam dan keturunannya berangkat menuju barat daya ke arah jazirah Arab dan berpencar di sana. Ham dan keturunannya berangkat menuju selatan dan menetap di bagian selatan Irak setelah bumi kering dan mulai tampak subur kembali. Sebagian yang lain mengikuti langkah tersebut dan ada pula yang berpencar menuju tenggara ke arah India.
Sementara itu, yang lainnya menuju barat daya melewati Selat Bal el-Mandeb ke arah Afrika. Dari sana mereka menuju utara dan berbagai tempat lainnya. Yafits, anak Nabi Nuh yang ketiga berangkat bersama keturunannya ke arah timur dan ada juga yang menuju ke arah barat.
dari data yang saya cantumkan diatas, beserta Firman ALLAAH SWT jelaslah sudah kalau saat badai kering semua penumpang kapal itu mau kemana saja sesuai dengan kehendaknya masing-masing. tentunya Uka Latu Tapi pun demikian.


Nah disinilah kita bisa mengetahui siapa saudara kita Maaiiyat yang sebenarnya, Maaiiyat adalah golongan bangsa Jin, dalam syariat Islam, manusia boleh menikah dengan bangsa Jin, Jin juga ada yang Islam dan lain-lain, Jin diciptakan di muka bumi untuk menyembah ALLAAH SWT sama dengan Manusia, bahkan ALLAAH SWT menjelaskan bangsa Jin dalam Al-Qur'an dengan surat yang terpisah yaitu Surat Al-Jin yang terdiri dari 28 ayat, atau Qur'an surat 72 yang terdiri dari 28 ayat, jelaslah sudah manusia menikah dengan manusia selain itu manusia hanya bisa menikah dengan Jin, tidak mungkin dengan mahluk lain yang ada dimuka bumi ini, bangsa Jin waktu zaman Nabi Muhammad SAW mereka datang bergerombolan untuk masuk Islam di satu masjid yang ada di madinah, Masjid itu sampai sekarang diberi nama Masjid Al-Jin. Bangsa Jin semasa hidup di dunia mereka melihat manusia, namun manusia tidak bisa melihat Jin, hanya orang-orang tertentuh.begitu juga sebaliknya di akhirat nanti.


ALLAAH SWT sudah memberikan banyak peringatan dan isyarat kepada kita masyarakat morella bahwa maaiiyat itu jin... buktinya:
belum lama ini mungkin kurang lebih sekitar 50 thn lalu, terjadi peristiwa hilangnya nene hajar dan nene atima, yang hilang di perairan hasihi letang, dan dikabarkan Nenek Atima menikah dengan seseorang laki-laki penduduk laut di daerah tanjung alang nusaniwe, kemudian dikabarkan juga Nene Hajar menikah dengan Raja Laut, dan dibuktikan dengan anak beliau "Ghafur Maaiiyat" yang suka mengganggu ma'kaw nya mahina Latukau, kemudian kabar yang terakhir 2 thn yang lalu saat acara 7 syawal, kita mengundang para raja dan malesi datang ke acara 7 Syawal kita, dan muncul lagi anak dari Ghafur Maaiiyat yang membonceng beta pung Kaka Haji Adam dari ma'lamet ke letang, dengan mengenderai motor yang saat itu laju kecepatan motornya diluar akal sehat manusia, alias motornya "terbang", setelah tiba ditempat tujuan, anak tersebut ditanya oleh Kak Haji Adam, dan dia menjawab "saya cucunya Nenek Hajar, saya anaknya Bapak Ghafur",... jelaslah sudah saudaraku.
Jika kita sedang ada maslah atau perang, pasti maaiiyat sibuk dengan segala sesuatunya, entah gong lah apa lah macam-macam, ada juga dipanggil dengan cara adat mahina soy tai lua, agar mereka datang untuk membantu kita.
himbauan dari saya maaiiyat hadir atau di panggil itu bukan hal yang tahayyul atau syirik, tergantung dari kita manusia khususnya masyarakat morella, jika kita menyikapi seakan-akan kita menganggap mereka itu disamakan dengan ALLAAH SWT maka syiriklah kita, namun jika kita memanggil mereka dengan cara adat namun keyakinan dan maksud yang sudah tertanam di hati hanya sekedar meminta pertolongan dari mahluk atau yang tepatnya saudara kita mahluk maaiiyat maka hal ini boleh, bukan syirik, diperbolehkan oleh Rasul SAW. Karena kita memanggil mereka sebatas untuk membantu kita dan kita menganggap mereka sebatas mahluk, bukan lebih dari itu. dan jangan lupa selalu di mulai dengan Basmalah dan lebih baik lagi ditambah Shalawat.
Contoh: Ilham dan Affan, mereka dalah kakak beradik, Ilham ingin meminta tolong sesuatu dari Affan, apakah tidak boleh! atau Ilham lagi di serang oleh orang musuh dan Ilham tau, loh saya kan tidak sendiri, saya punya saudara yaitu Affan, maka dipanggillah Affan untuk membantu, apakah itu tidak boleh? atau tahayyul? atau syirik? tentunya tidak saudara-saudaraku. karena maaiiyat juga beranak pinak seperti kita manusia, mereka beragamaIslam juga, mereka tau siapa kita, mereka tau kita masyarakat morella adalah saudara mereka.
Jika hal ini tahayyul atau syirik, tentunya orang-orang tua kita sudah melarangnya dari dulu, apakah mereka syirik? mereka itu ulama-ulama besar.
mau tidak mau suka tidak suka, maaiiyat adalah saudara kita, saudara kandung kita, saudara dari satu rahim. Jadi kesimpulannya Maaiiyat adalah bangsa Jin, namun bangsa Jin yang mengalir darah manusia. Yaa boleh dikatakan yaa Maaiiyat itu Jin funky...alias Jin gaul bangettt,,, he..he..he.., gue senang banget punya sudara maaiiyat itu, karena mereka baik banget, mereka peduli banget sama kita saudara-saudaraanya...
Jika ada comment silahkan, karena saya manusia biasa dan punya keterbatasan
wassalaam

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger