
Oleh: Bambang Widiatmoko
Di sebuah rumah tua
atap daun kering terpanggang abad
Tiang kokoh tampak berkerut
Tak ada lumut.
Angin dari laut berhembus
Takmampu menghalau gelisah
Dalam cucuran keringat
Berlelehan di tubuh tanpa sungut.
Mungkin hanya peti besi tua
Yang mampu menguak sejarah
Negeri yang dulu berdiri dengan gagah
Kini tampak letih - namun takmerasa kalah.
Aku menemu malam bertabur bintang
Dalam temaram cahayanya
Gelombang laut februari terus berlari
Mengejar mimpi lelaki sejati.
Di dalam rumah tua
Kilatan cahaya terus menerpa sejuta aksara
yang tertulis di atas kertas - nasibnya sengsara
seperti cinta sejati leluhur kita
Engkau...